Kamis, 10 September 2015

LEBARAN
Karya Yeni Lestari

Lebaran itu, kami sekeluarga pergi ke rumah Nenek di Jawa Timur. Aku berangkat dari rumah sekitar pukul 13.00. Di jalan aku sangat haus karena hari itu sedang puasa dan cuacanya begitu panas. Ibuku sangat khawatir melihatku lalu ia berkata”nak kalau kamu tidak kuat melanjutkan puasa sebaiknya kamu membatalkan puasamu saja, kan nanti masih bisa diganti pada bulan selanjutnya!”. “tidak kok bu! Insyaalloh saya masih kuat sampai adzan maghrib nanti lagiankan puasanya tinggal satu hari ini”. Kemudian saya memutuskan untuk tidur agar tidak tambah haus. Hhe.. Tak lama kemudian Ibu membangunkanku. Saat aku bangun ternyata aku telah sampai di Jawa Timur yaitu di rumah Nenekku dan disaat itu pula adzan telah berkumandang. Dalam hati, saya sangat lega,”akhirnya aku dapat menyelesaikan puasaku”.
Kami sekeluarga segera bergegas untuk masuk kedalam rumah dan ternyata didalam rumah, Nenek bersama Paman dan Budhe telah menunggu dan sudah menyiapkan makanan untuk berbuka puasa bersama.  Aku lalu membersihkan badanku yang sudah bau karena perjalanan yang hampir setengah hari. J Setelah badan kami bersih lalu kami segera makan bersama. Di tengah-tengah makan aku berfikir ,  bagaimana ya rasanya berbuka puasa dengan serang kakek, aku begitu menginginkannya. Kakekku telah meninggal sejak aku masih kecil dan bahkan aku belum pernah melihat wajah Kakekku sendiri. L Nenek berkata “mengapa tidak kau habiskan makananmu Nak? Kamu sedang memikirkan apa kok melamun?”. “iya Nek. Saya sedang memikirkan Kakek. Bagaimana ya rasanya makan bersama bareng seorang kakek?” kataku. Nenek terpukau diam mendengar perkataanku.
Aku merasa sedih dan bersalah melihat itu semua.”Maaf nek! Bukan maksudku membuat nenek sedih” kataku. Nenek menjawab” Tidak kok Nak  kamu memang benar! Kamu kan belum pernah makan bersama dengan Kakekmu”. “Iya Nek maafka Aku ya?”. “Iya Nenek memaafkanmu sebaiknya kamu cuci tangan dan kaki sekarang lalu tidur agar besok tidak kesiangan untuk sholat Idul Fitri di masjid depan”. “Baik Nek”.
Akupun segera melakukan yang diperintahkan nenek padaku. Esok harinya aku bangun pada pukul 05.00. aku segera mandi dan bersiap-siap untuk sholat Idul Fitri di masjid yang cukup jauh dari rumah Nenek.
Sholatpun selesai kami memutuskan untuk pulang lalu dilanjutkan dengan halal bihalal dengan keluarga kami. Selesai halal bihalal kami pergi bertamasya. Di perjalanan Ayah berkata”kamu berani gak naik perahu?”. “Berani dong”jawabku. “Gimana kalau kita naik perahu ke Bengawan?kamu mau?”. “Mau banget yah” jawabku. Akhirnya kami pergi ke Bengawan untuk naik perahu. Setelah tiba di Bengawan aku agak ragu dan sedikit gerogi karena sebelumnya aku belum pernah naik perahu. Keluargaku sudah naik ke perahu semua kini tinggal aku sendiri yang belum naik. Sebelumnya Adikku sudah mengingatkan padaku bahwa lantai kapalnya licin”hati-hati mbak lantainya licin!”. Aku hanya mengabaikan omongan Adikku karena Aku fikir dia hanya bercanda saja. Aku hanya berjalan seenaknya saja dan tiba-tiba saja.. Byurrrr…. Aku jatuh ke Bengawan .”ha..ha..ha.. “sukurin makanya Kak kalau dibilangin Adik itu nurut”.
 Aku hanya terdiam malu menyesali semua perbuatanku. Ayahku meminta tolong kepada  tukang perahu untuk menolongku karena Aku tidak bisa naik keatas perahu sendiri. Sungguh takut rasanya karena nenekku menceritakan kepadaku bahwa beberapa hari yang lalu ada seorang anak kecil yang meninggal karena jatuh ke bengawan juga. Tidak lama kemudian aku berhasil di tolong oleh tukang perahu itu. Sungguh lega rasanya hatiku tetapi aku sedikit menyesal karena menghiraukan  perkataan adikku yang jelas-jelas sudah perhatian padaku. Keluargakupun menolongku . aku digendong Ayahku kesebuah tempat peristirahatan di tepi Bengawan. Disana Aku diberi minum dan dinasehati oleh Ibuku. “Lain kali hati-hati dong kalau sudah begini gimana? Untung kamu tidak apa-apa”. Aku menjawab “iya bu maaf” aku hanya dapat menangis.
Adikku tak berhenti menertawaiku. Dalam hati Aku sangat kesal dengannya tetapi ini salahku juga. Untung Nenekku baik hati , dia menghiburku agar Aku tidak bersedih lagi. Pamanku marah-marah pada tukang perahu yang prahunya kami naiki. “Gimanasih pak perahunya kok lantainya dibiarkan licin seperti ini? Lihat keponakan saya sampai jatuh ! untung dia tidak kenapa-kenapa”.lalu tukang perahu itu menjawab” maaf Pak, maafkan kami, kami janji tidak akan mengulanginya lagi”. “Dasar kalian itu pemalas”bentak paman.
Pamanku sngat marah dengan tukang perahu itu . tamasya kali ini gagal karena ulahku. Kami segera pulang untuk membersihkan badanku yang sangat kotor. Sesampainya di rumah ternyata temanku telah menunggu. Namanya adalah Guntur. Guntur adalah temanku bermain jika Aku berlibur ke rumah Nenek. Biasanya Aku bermain sepeda keliling kampong bersama dia. Tetapi kali ini dia datang tanpa sepedanya. “Loh tumben kamu nggak bawa sepeda Gun? Sepedamu kemana?”tanyaku. “iya sepedaku rusak nih”. “Ohh.. Kalau begitu kamu tunggu sebentar ya aku mau mandi, tadi aku jatuh di Bengawan”.
Guntur hanya tersenyum menahan tawa mendengar perkataanku. Sesaat kemudian aku selesai mandi lalu berbincang-bincang dengannya di teras depan rumah. Nenek memanggilku”ajak Guntur masuk nduk! Mari kita makan bersama!”.
Aku mengajak Guntur masuk kedalam rumah. Kami makan malam dengan gembira penuh dengan canda tawa sekeluarga. Sungguh moment yang bisa terlupakan. J Selesai makan aku membantu Ibu dan Budeku membersihkan meja. Di ruangan lain keluargak sedang asyik berbincang-bincang dengan Guntur. “Gun kenapa kau tidak mudik lebaran ke rumah Nenek/Kakekmu?” kata Pamanku. “Tidak paman. Ayahku sedang banyak pekerjaan disini”.
Waktu menunjukkan sudah agak malam. Lalu Guntur berpamitan pulang dengan keluargaku. Sebelum Guntur pulang aku berkata”Gun aku besok pulang ke Jogja, kamu mau beri ole-oleh Aku apa?”. Guntur berkata “mampirlah ke rumahku aku punya seekor kelinci”.
Esok harinya Aku sekeluarga harus segera bersiap-siap untuk pulang karena kami belum halah bihalal dengan keluarga Ibuku. Karena tergesa-gesa Aku sampai lupa mampir ke rumah Guntur dan tidak berpamitan dengannya. Sungguh lebaran itu adalah lebaran yang menyenangkan tetapi sayang Kakkku tidak bisa ikut dengan kami karena ada urusan lain.


Sekian dan Terima Kasih J J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar