LEBARAN
Karya Yeni Lestari
Lebaran itu, kami
sekeluarga pergi ke rumah Nenek di Jawa Timur. Aku berangkat dari rumah sekitar
pukul 13.00. Di jalan aku sangat haus karena hari itu sedang puasa dan cuacanya
begitu panas. Ibuku sangat khawatir melihatku lalu ia berkata”nak kalau kamu
tidak kuat melanjutkan puasa sebaiknya kamu membatalkan puasamu saja, kan nanti
masih bisa diganti pada bulan selanjutnya!”. “tidak kok bu! Insyaalloh saya
masih kuat sampai adzan maghrib nanti lagiankan puasanya tinggal satu hari
ini”. Kemudian saya memutuskan untuk tidur agar tidak tambah haus. Hhe.. Tak
lama kemudian Ibu membangunkanku. Saat aku bangun ternyata aku telah sampai di Jawa
Timur yaitu di rumah Nenekku dan disaat itu pula adzan telah berkumandang.
Dalam hati, saya sangat lega,”akhirnya aku dapat menyelesaikan puasaku”.
Kami sekeluarga segera
bergegas untuk masuk kedalam rumah dan ternyata didalam rumah, Nenek bersama
Paman dan Budhe telah menunggu dan sudah menyiapkan makanan untuk berbuka puasa
bersama. Aku lalu membersihkan badanku
yang sudah bau karena perjalanan yang hampir setengah hari. J Setelah badan kami bersih lalu
kami segera makan bersama. Di tengah-tengah makan aku berfikir , bagaimana ya rasanya berbuka puasa dengan
serang kakek, aku begitu menginginkannya. Kakekku telah meninggal sejak aku masih
kecil dan bahkan aku belum pernah melihat wajah Kakekku sendiri. L Nenek berkata “mengapa tidak kau
habiskan makananmu Nak? Kamu sedang memikirkan apa kok melamun?”. “iya Nek.
Saya sedang memikirkan Kakek. Bagaimana ya rasanya makan bersama bareng seorang
kakek?” kataku. Nenek terpukau diam mendengar perkataanku.
Aku merasa sedih dan
bersalah melihat itu semua.”Maaf nek! Bukan maksudku membuat nenek sedih”
kataku. Nenek menjawab” Tidak kok Nak
kamu memang benar! Kamu kan belum pernah makan bersama dengan Kakekmu”.
“Iya Nek maafka Aku ya?”. “Iya Nenek memaafkanmu sebaiknya kamu cuci tangan dan
kaki sekarang lalu tidur agar besok tidak kesiangan untuk sholat Idul Fitri di
masjid depan”. “Baik Nek”.
Akupun segera
melakukan yang diperintahkan nenek padaku. Esok harinya aku bangun pada pukul 05.00.
aku segera mandi dan bersiap-siap untuk sholat Idul Fitri di masjid yang cukup
jauh dari rumah Nenek.
Sholatpun selesai kami
memutuskan untuk pulang lalu dilanjutkan dengan halal bihalal dengan keluarga
kami. Selesai halal bihalal kami pergi bertamasya. Di perjalanan Ayah
berkata”kamu berani gak naik perahu?”. “Berani dong”jawabku. “Gimana kalau kita
naik perahu ke Bengawan?kamu mau?”. “Mau banget yah” jawabku. Akhirnya kami
pergi ke Bengawan untuk naik perahu. Setelah tiba di Bengawan aku agak ragu dan
sedikit gerogi karena sebelumnya aku belum pernah naik perahu. Keluargaku sudah
naik ke perahu semua kini tinggal aku sendiri yang belum naik. Sebelumnya
Adikku sudah mengingatkan padaku bahwa lantai kapalnya licin”hati-hati mbak
lantainya licin!”. Aku hanya mengabaikan omongan Adikku karena Aku fikir dia
hanya bercanda saja. Aku hanya berjalan seenaknya saja dan tiba-tiba saja..
Byurrrr…. Aku jatuh ke Bengawan .”ha..ha..ha.. “sukurin makanya Kak kalau
dibilangin Adik itu nurut”.
Aku hanya terdiam malu menyesali semua
perbuatanku. Ayahku meminta tolong kepada
tukang perahu untuk menolongku karena Aku tidak bisa naik keatas perahu
sendiri. Sungguh takut rasanya karena nenekku menceritakan kepadaku bahwa
beberapa hari yang lalu ada seorang anak kecil yang meninggal karena jatuh ke
bengawan juga. Tidak lama kemudian aku berhasil di tolong oleh tukang perahu
itu. Sungguh lega rasanya hatiku tetapi aku sedikit menyesal karena
menghiraukan perkataan adikku yang
jelas-jelas sudah perhatian padaku. Keluargakupun menolongku . aku digendong
Ayahku kesebuah tempat peristirahatan di tepi Bengawan. Disana Aku diberi minum
dan dinasehati oleh Ibuku. “Lain kali hati-hati dong kalau sudah begini gimana?
Untung kamu tidak apa-apa”. Aku menjawab “iya bu maaf” aku hanya dapat
menangis.
Adikku tak berhenti
menertawaiku. Dalam hati Aku sangat kesal dengannya tetapi ini salahku juga.
Untung Nenekku baik hati , dia menghiburku agar Aku tidak bersedih lagi.
Pamanku marah-marah pada tukang perahu yang prahunya kami naiki. “Gimanasih pak
perahunya kok lantainya dibiarkan licin seperti ini? Lihat keponakan saya
sampai jatuh ! untung dia tidak kenapa-kenapa”.lalu tukang perahu itu menjawab”
maaf Pak, maafkan kami, kami janji tidak akan mengulanginya lagi”. “Dasar
kalian itu pemalas”bentak paman.
Pamanku sngat marah
dengan tukang perahu itu . tamasya kali ini gagal karena ulahku. Kami segera
pulang untuk membersihkan badanku yang sangat kotor. Sesampainya di rumah
ternyata temanku telah menunggu. Namanya adalah Guntur. Guntur adalah temanku
bermain jika Aku berlibur ke rumah Nenek. Biasanya Aku bermain sepeda keliling
kampong bersama dia. Tetapi kali ini dia datang tanpa sepedanya. “Loh tumben
kamu nggak bawa sepeda Gun? Sepedamu kemana?”tanyaku. “iya sepedaku rusak nih”.
“Ohh.. Kalau begitu kamu tunggu sebentar ya aku mau mandi, tadi aku jatuh di
Bengawan”.
Guntur hanya tersenyum
menahan tawa mendengar perkataanku. Sesaat kemudian aku selesai mandi lalu
berbincang-bincang dengannya di teras depan rumah. Nenek memanggilku”ajak
Guntur masuk nduk! Mari kita makan bersama!”.
Aku mengajak Guntur
masuk kedalam rumah. Kami makan malam dengan gembira penuh dengan canda tawa
sekeluarga. Sungguh moment yang bisa terlupakan. J Selesai makan aku membantu Ibu
dan Budeku membersihkan meja. Di ruangan lain keluargak sedang asyik
berbincang-bincang dengan Guntur. “Gun kenapa kau tidak mudik lebaran ke rumah
Nenek/Kakekmu?” kata Pamanku. “Tidak paman. Ayahku sedang banyak pekerjaan
disini”.
Waktu menunjukkan
sudah agak malam. Lalu Guntur berpamitan pulang dengan keluargaku. Sebelum
Guntur pulang aku berkata”Gun aku besok pulang ke Jogja, kamu mau beri ole-oleh
Aku apa?”. Guntur berkata “mampirlah ke rumahku aku punya seekor kelinci”.
Esok harinya Aku
sekeluarga harus segera bersiap-siap untuk pulang karena kami belum halah
bihalal dengan keluarga Ibuku. Karena tergesa-gesa Aku sampai lupa mampir ke
rumah Guntur dan tidak berpamitan dengannya. Sungguh lebaran itu adalah lebaran
yang menyenangkan tetapi sayang Kakkku tidak bisa ikut dengan kami karena ada
urusan lain.
Sekian dan Terima Kasih J J J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar